SATU jenis ikan hias yang banyak
diburu para kolektor adalah ikan Arwana (Scleropages formosus). Selain
karena keindahan warnanya, ikan Arwana juga mempunyai keunikan,
menetaskan telur di mulut pejantan.
Geliat anak ikan
Arwana di akuarium milik warga Semitau Hari Sudirman (38), sangat
memesona. Harga seekor ikan yang mencapai jutaan rupiah itu, menjadi
kebanggaan masyarakat Kapuas Hulu. Karena, habitat alami ikan Arwana ada
di danau Sentarum.
Sebagian besar masyarakat yang hidup di danau
seluas 32 ribu hektar itu mengembangkan budidaya ikan Arwana. Selain
cocok dengan habitat di danau, pakan yang diberikan untuk ikan hias itu
juga mudah diperoleh.
"Pakan utama untuk ikan Arwana yang saya
pelihara adalah katak. Bisa juga diberikan pakan jangkrik, cicak, udang,
dan ikan kecil. Merawat ikan inipun tidak terlalu rumit," ujarnya
ketika ditemui di rumahnya, Sabtu (13/12), lalu.
Katak diperoleh Hari
dari Pontianak dengan harga Rp 11 ribu per kilogram. Katak tersebut
dikirimkan dalam kondisi beku. Sehingga, pakan lebih mudah diberikan
kepada ikan yang dipelihara di kolam maupun di akuarium.
Menurut
Hari, permasalahan dalam merawat ikan Arwana adalah pada kualitas air
yang ada. Keasaman air yang cocok untuk ikan ini berkisar pada angka 5.
Perbedaan ikan Arwana yang ada di habitat alami dan kolam adalah, ikan
lebih gemuk bila dikembangbiakkan di kolam.
Peneliti dari Center for
International Forestry Research (Cifor) Elizabeth Linda Yuliani,
mengatakan, nilai penting danau Sentarum dalam perikanan tradisional
sangat tinggi. Selain itu, danau yang sebagian besar dipenuhi dengan
lahan gambut ini memiliki potensi untuk lokasi UNESCO heritage.
"Semua
itu tergantung pada kualitas alami danau Sentarum. Melindungi lahan
gambut dan hutan alam danau Sentarum berarti melindungi simpanan dan
penyerap karbon, menjaga iklim mikro, mengurangi perubahan iklim global,
dan berpotensi untuk pasar karbon," tuturnya.
Linda mengatakan satu
potensi perikanan di lahan gambut tersebut adalah ikan Arwana, yang bisa
dibudidayakan masyarakat sekitar untuk meningkatkan taraf perekonomian
masyarakat. Karena, untuk harga seekor ikan mencapai Rp 2,7 juta.
Pemilik
kolam ikan Arwana di Semitau saat ini mencapai 40 orang. Pendapatan
yang bisa diperoleh untuk sekali panen mencapai miliaran rupiah.
Peternak ikan Arwana biasanya bisa memanen 100 ekor dalam kurun waktu
satu hingga tiga bulan.
Biaya Naik Haji
Keuntungan memelihara
ikan Arwana banyak dirasakan masyarakat Selimbau. Menurut Camat Selimbau
Abang Sudarmo, beberapa masyarakat yang tinggal di desa Selimbau kota
bisa naik haji dengan menjual ikan Arwana yang mereka kembangbiakkan.
"Tahun
ini saja ada 16 orang masyarakat desa Selimbau kota yang berangkat naik
haji. Mereka membiayai ongkos keberangkatan dengan menjual ikan
peliharaan mereka. Setidaknya, masyarakat mengembangkan ratusan ekor
ikan Arwana," tuturnya.
Peternak ikan Arwana warga Selimbau Edi,
mengatakan, lima ekor ikan Arwana yang dikembangkannya pernah ditawar
untuk dibeli seharga Rp 10 juta per ekor. Namun, ia enggan menjualnya.
Menurut
Edi, ikan Arwana yang dikembangkannya bisa mencapai Rp 50 juta per
ekor. Karena, ia menggunakan air danau Sentarum untuk tempat
perkembangbiakannya di akuarium. Edi hanya menggunakan aerator dan
penyaring dari kapas untuk menyaring air danau.
Keuntungan memelihara
ikan Arwana juga dialami oleh warga desa Gudang hulu Dusun Gertak Baru
Selimbau, Sukiman. Lima ekor sapi yang dipeliharanya dibeli dari hasil
menjual dua ekor ikan Arwana.
"Harga dua ekor ikan tersebut Rp 12
juta. Sekarang ikan Arwana yang masih ada sebanyak lima ekor. Ikan
tersebut dipelihara selama setahun, mulai dari anakan hingga sudah
besar," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar